Jumat, 29 Mei 2020

Sharing Story#1 The Presidents

Halo Millenials!

We are coming back!

Pada kesempatan kali ini admin IYSpace akan meyuguhkan sesuatu yang baru nih 😀, apa nih yang baru? Sesuatu yang barunya yaitu “Sharing Story”.

Di Sharing Story ini admin IYSpace akan membagikan kisah atau cerita dari seorang Narasumber yang hebat, dan tentunya Narasumber yang berbagi tentang kisahnya ini adalah orang - orang yang keren 😎.

Narasumber untuk berbagi kisahnya pada kali ini adalah Kak Mutiara Hamdalah Munandar, berikut pengalaman dan penghargaan beliau:

·      Juara 2 LKTIQ di UIN Sunan Ampel Surabaya (2019)

·      Best Presentation LKTIN di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (2019)

·      Juara 2 Lomba Essay Nasional di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2019)

·      Lolos Pendanaan Projek Sosial Lazis Jawa Tengah (2019)

·      Moderator dalam Millenial Talk Seminar Nasional LPDP Dalam Negeri (2019)

·      Anggota Terprestatif UKM Lex Scientia 2019 Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (2019)

·    Volunteer Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID) Mengabdi di Sijunjung Sumatra Barat (2020)

·      Duta Baca 2 Putri Kabupaten Kuningan (2020)

·      Presiden Komunitas Indonesian Youth Space (2020/2021)

·      GenBI Periode 2020/2021

 

Main Story:

Apa yang terlintas dalam benak kalian jika mendengar kata Volunteer? Lelah? Seru? Penuh petualangan? Atau bisa eksplore tempat yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya? 1001 perasaan yang dapat kamu rasakan saat kamu mengikuti kegiatan volunteer. Begitupun dengan aku.

Aku tertarik mengikuti kegiatan volunteer dimulai sejak masih menjadi mahasiswa baru di kampus. Aku melihat bahwa kegiatan yang dapat berbaur langsung dengan masyarakat begitu sangat menyenangkan. Awalnya aku mengikuti kegiatan volunteer yang diadakan oleh badan Eksekutif Mahasiswa di fakultasku. Sejak saat itulah, aku semakin ketagihan mengikuti kegiatan volunteer. Sebelum melanjutkan cerita ini, ada pepatah yang mengatakan “tak kenal maka tak sayang, kalau sudah sayang jangan ditinggal” hahaha... Perkenalkan, namaku Mutiara Hamdalah. Nama yang diberikan oleh orangtua ku agar aku selalu menjadi orang yang pandai bersyukur. Aku mahasiswa fakultas hukum di Universitas Negeri Semarang. Sebagai mahasiswa, tentu penasaran akan segala hal pernah aku rasakan. Sampai sekarang pun aku masih merasakan hal itu. Maka dari itu, rasa penasaranku ini membawaku pada cerita seru dalam hidupku yaitu mengikuti kegiatan Pengabdian ke tempat surga dunia yang tersembunyi di Indonesia.

Berawal dari mengikuti kegiatan volunteer yang diadakan oleh fakultas, aku semakin penasaran untuk mengikuti kegiatan volunteer ke berbagai daerah di Indonesia. Merasakan bagaimana mengabdi diluar daerah tempatku tinggal. Maka dari itu aku mencari informasi tentang volunteer dan mendaftarnya. Banyak sekali tawaran pengabdian yang telah di share pada sosial media instagram. Kamu tinggal pilih, mau mengabdi dimana dan biayanya full funded, self funded, atau partial funded. Selain itu, kegiatan volunteer pun ada yang mendapatkan payment! Asik banget kan, tergantung kalian mau mengikuti kegiatan apa. Aku mendaftar berbagai kegiatan volunteer mulai dari yang fully funded sampai dengan dapat payment. Namun, mungkin Allah belum memberikan kesempatan untuk aku mengikuti kegiatan tersebut. Sampai pada liburan semester ganjil, di kampusku jika libur semester ganjil bisa sampai 3 bulan lamanya. Aku berfikir untuk mencari kegiatan apa yang menarik untuk mengisi waktuku selama 3 bulan tersebut. aku mendaftar kegiatan volunteer yang diadakan oleh PPID Mengabdi (Perhimpunan Pelajar Indonesia Se-Dunia Mengabdi). Singkat cerita, dengan berbagai tes yang lumayan rumit, akhirnya kesempatan itu Allah berikan.

Aku berkesempatan mengikuti kegiatan volunteer di daerah Kabupaten Sijunjung, Padang Sumatera Barat tepatnya di daerah Nagari Silokek.  Kepingan surga yang Allah turunkan pada Indonesia.

Untuk menuju Kabupaten Sijunjung, butuh waktu kurang lebih 3 jam dari Bandara Internasional Minangkabau. Untuk menuju Nagari Silokek memakan waktu 1 jam dari Kabupaten Sijunjung. Ternyata aku tidak sendiri mendapatkan kesempatan tersebut, aku bersama 18 orang lainnya yang bersekolah dari penjuru dunia. Beruntungnya aku bisa mengenal mereka, ada yang berasal dari Swedia, Prancis, Malaysia, Shanghai China, Beijing, Sulawesi, Aceh, Jakarta, bahkan orang Minangnya asli. Mereka sama denganku, tertarik dengan kegiatan volunteer yang bersentuhan langsung dengan masyarakatnya.

Kegiatan kami di Nagari Silokek selama 3 hari 3 malam. Dihari pertama, aku dan teman-teman dikenalkan dengan tempat-tempat yang sangat indah pada nagari tersebut. oh iya, disana tidak ada yang namanya desa. Jadi orang minang menyebutnya “Nagari” yang artinya negara menurut orang minang. Jadi kata Nagari menggantikan wilayah administratif setelah kecamatan yaitu desa. Ternyata, silokek mempunyai Geopark yang sangat indah, dan juga sungai yang amat deras. Sungai ini pernah digunakan untuk ajang rafting tingkat dunia pada 14-17 November 2019. Ajang tersebut bernama R4 Silokek Geofest Rafting World Cup 2019. Diikuti oleh 257 atlet dari Indonesia, Malaysia dan Ceko. Kegiatan akbar itu dihadiri oleh Presiden Federasi Arung Jeram Dunia (IRF), Joe Willie Jones. Keren banget kan! Namun sayangnya, jika air sungai itu meluap maka air tersebut akan memutuskan jalan, sehingga akses keluar masuk dari Nagari tersebut tertutup, sangat disayangkan. Namun, masyarakat Nagari Silokek sudah terbiasa dengan hal seperti itu karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, mereka bercocok tanam, membudidaya ikan, dan juga membuat bahan bangunan sendiri. Setelah puas megenal tempat Nagari tersebut, kami diarahkan ke rumah warga untuk menginap disana. Kami juga diberikan satu base camp yaitu rumah gadang. Disetiap Nagari harus memiliki rumah gadang untuk tempat melaksanakan acara adat atau berkumpul untuk merayakan sesuatu.

Dihari kedua, kami memulai kegiatan dipagi hari. Jam 6 pagi kami sudah harus bersiap-siap untuk melaksanakan kegiatan pengenalan dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi di SMA Negeri 2 Sijunjung. Disana kami berbagi seputar dunia perkuliahan mulai dari jalur masuk, pengenalan jurusan, pengenalan organisasi kampus, sampai dengan beasiswa dalam dan luar negeri yang tersedia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan minat mereka pada dunia perkuliahan. Agar mereka tidak perlu khawatir melanjutkan pendidikan dijenjang yang lebih tinggi. Terlebih untuk mereka yang keadaan ekonominya menengah kebawah, karena banyak sekali beasiswa yang tersedia untuk melanjutkan studi. Tak hanya itu, tujuan kami menyelenggarakan kegiatan ini untuk berbagi pengalaman terkait dunia perkuliahan sehingga adik-adik yang ingin melanjutkan ke jenjang tersebut mendapatkan gambaran seputar perkuliahan. Disana aku mendapat banyak pembelajaran dari adik-adik yang sedang berjuang menggapai impiannya, mengingatkan aku pada diriku yang pernah berjuang juga hahahaha...

Siangnya, kami kembali ke Nagari. Menempuh perjalanan satu jam dengan mobil Satpol PP yang dipinjam panitia kegiatan. Kami bertukar cerita sesama volunteer tentang kuliah dan pengalaman mereka. Kami bertukar informasi dan mengobrol seakan seperti teman yang sudah lama mengenal, padahal kami baru sehari saling mengenal. Setelah sampai Nagari kami melanjutkan kegiatan dengan menanam pohon di bukit desa tersebut. dibukit tersebut terdapat air terjun 7 tingkat yang menandakan kemakmuran bagi mereka. Memang bukit disana masih rimbun, namun tetap pohon adalah sumber oksigen yang sangat baik untuk manusia sehingga harus tetap dijaga dan dilestarikan. Keseruan kami bersama anak-anak desa tersebut tidak berhenti sampai disitu, kami bermain air di air terjun tersebut. air tersebut sangat segar karena belum tercemar sampah apapun.

Setelah kegiatan menanam pohon, malamnya kami para volunteer diajak untuk mengenal budaya Minang. Kami disuguhkan dengan kesenian Randai. Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Intinya yaitu pada kesenian ini, kelompok tersebut menyampaikan cerita yang penuh makna tentunya cerita orang minang namun dikemas dengan tarian berbentuk lingkaran yang tidak boleh terputus, lagu, serta pantun. Pemain randai memakai kain bernama celana sarawa galembong yang merupakan celana yang khusus digunakan dalam Randai. Penari memukul bagian bawah celana sehingga menghasilkan bunyi yang diatur sedemikian rupa sehingga terdengar seperti perkusi yang menarik. Aku pernah memakainya dan memang tidak robek walaupun dipukul sangat keras, namun aku tidak memiliki foto saat memakai celana sarawa galembong tersebut karena cahaya yang tidak mendukung untuk difoto. Kami sangat merinding melihat para pemain memainkan permainan tersebut, bumi kain yang jika dipukul sangat unik, suara mereka menjerit “eyyy” masih sangat membekas hingga saat ini, lalu cerita minang yang walaupun aku terus bertanya artinya apa pada temanku namun cerita tersebut memiliki makna tentang takdir yang tidak dapat kita hindari.

Hari Ketiga, kami kembali berkegiatan jam 6 pagi untuk ke sekolah dasar di Nagari tersebut. Kami dibagi per kelompok dan kelompokku mengajar di SD Negeri 28 Durian Gadang. Dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, aku menggunakan metode dongeng untuk mengajarkan bahasa inggris kepada anak-anak tersebut. Selain itu, aku mengajarkan tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) melalui lagu-lagu. Aku juga mendengar cerita cita-cita mereka lalu menulisnya di kertas karton lalu ditempelkan di dinding kelas untuk mereka ingat. Aku senang bertemu dengan mereka, dengan semangat yang masih sangat besar untuk menggapai cita-cita. Aku berharap semoga apa yang mereka cita-citakan tercapai dan bermanfaat bagi sesama.

Siangnya, kami mengajar sekolah non-formal. Ada yang mengajar ngaji, belajar dongeng, ada juga yang melakukan kegiatan pemasaran Geopark Silokek bersama Wali Nagari agar Geopark Silokek dapat lebih dikenal masyarakat Indonesia. Aku mendapatkan banyak pelajaran dari 3 hari bersama teman-teman volunteer dan juga masyarakat yang ada disana. Bapak House Familly ku bekerja membuat batako untuk masyarakat Silokek agar mereka bisa membeli bahan bangunan tidak harus keluar dari Nagari tersebut. Aku terkagum dengan warga Nagari Silokek ini, walaupun wilayah mereka masih terpencil namun mereka tidak kehabisan akal untuk bertahan hidup dan memenuhi kehidupan mereka

Pengalaman tersebut merupakan pengalaman yang sulit untuk dilupakan bahkan mungkin tidak akan aku lupakan. Mendapatkan pengalaman, belajar dari kehidupan orang lain, berkenalan dengan teman baru, juga mendapatkan inspirasi tentang semangat menggapai sesuatu. Aku makin tertarik dalam kegiatan volunteer, karena banyak sekali manfaat yang didapatkan walaupun harus berlelah-lelahan. Untuk kalian yang tertarik dengan kegiatan volunteer, jangan ragu! Terus semangat dalam mengambil kesempatan. Aku yakin kalian akan ketagihan untuk mengikuti kegiatan tersebut. 

Dokumentasi Keseruan:


Semoga Sharing Story ini dapat menginspirasi untuk kita semua, ya!

INDONESIAN YOUTH SPACE! Learning, sharing, inspiring!

Author: IYSpace Team

Read more…